Simfoni
Sejumput Rumput
Tentang sejumput rumput
Yang menyanyi dalam diam
Yang tersenyum dalam tangis
Dan…
Yang tertawa dalam kedustaan
Sejumput rumput
Ketika ingatannya melayang
Bebaskan benaknya berterbangan
Kumpulkan semua kisah
Bak selaksa potongan puzzle
Menjadi sebuah memorabilia
Terus ia menerawang
Menyibak benang tirai yang
terpasang
Menjelajah masa-masa silam
Penuh caya kebahagiaan
Sarat akan kedamaian
Cinta kasih dan ketulusan
Dunianya begitu indah
Begitu hijau nan asri
Pohon perdu menjulang tinggi
Bunga bermekaran sana-sini
Tirta dewa mengalir suci
Membelah kota yang sepi sunyi
Tak ada bising mengoyak kuping
Kepul asap yang menyiksa diri
Tak juga onggokan sampah berserak rapih
Rumput itu tersenyum
Senyum hambar untuk kenangannya
Tanpa sepercik gula-gula dalam senyumnya
Hanya senyum tipis kulit lumpia tersungging
Tuk dunia fatamorgana
Lekuk bibirnya mulai hanyut
Senyum rumput telah terenggut
Air mukanya mengerut, menatap dirinya kisut
Ia hanya sejumput rumput
Dari sisa gersang kemarau panjang
Dari gelombang air bah penuh sampah
Terjangan batu dan tanah tanpa
ampun
Kicauan mesin pabrik memekakkan
Dan asap hitam pekat nan kejam
Dan ia bernyanyi
Dalam tangisnya ia bersimfoni
Mengalunkan nada elegi
Bercampur pahit hidup yang ia
jalani
Ia menjerit minta tolong
Siapa yang mau menolongnya ?
Mengembalikan dunianya ?
Alam hijau nan asri
Bukan kota sampah biadab
Tapi, siapa peduli dengan alam
ini ?
Siapa peduli dengan
permohonannya ?
Ia hanya sejumput rumput
Yang
bersimfoni nada elegi
0 komentar:
Posting Komentar