Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Sabtu, 30 November 2013

POETRY (1)



Simfoni Sejumput Rumput

Tentang sejumput rumput
Yang menyanyi dalam diam
Yang tersenyum dalam tangis
Dan…
Yang tertawa dalam kedustaan

Sejumput rumput
Ketika ingatannya melayang
Bebaskan benaknya berterbangan
Kumpulkan semua kisah
Bak selaksa potongan puzzle
Menjadi sebuah memorabilia

Terus ia menerawang
Menyibak benang tirai yang terpasang
Menjelajah masa-masa silam
Penuh caya kebahagiaan
Sarat akan kedamaian
Cinta kasih dan ketulusan

Dunianya begitu indah
Begitu hijau nan asri
Pohon perdu menjulang tinggi
Bunga bermekaran sana-sini
Tirta dewa mengalir suci
Membelah kota yang sepi sunyi
Tak ada bising mengoyak kuping
Kepul asap yang menyiksa diri
Tak juga onggokan sampah berserak rapih

Rumput itu tersenyum
Senyum hambar untuk kenangannya
Tanpa sepercik gula-gula dalam senyumnya
Hanya senyum tipis kulit lumpia tersungging
Tuk dunia fatamorgana

Lekuk bibirnya mulai hanyut
Senyum rumput telah terenggut
Air mukanya mengerut, menatap dirinya kisut
Ia hanya sejumput rumput
Dari sisa gersang kemarau panjang
Dari gelombang air bah penuh sampah
Terjangan batu dan tanah tanpa ampun
Kicauan mesin pabrik memekakkan
Dan asap hitam pekat nan kejam

Dan ia bernyanyi
Dalam tangisnya ia bersimfoni
Mengalunkan nada elegi
Bercampur pahit hidup yang ia jalani
Ia menjerit minta tolong
Siapa yang mau menolongnya ?
Mengembalikan dunianya ?
Alam hijau nan asri
Bukan kota sampah biadab

Tapi, siapa peduli dengan alam ini ?
Siapa peduli dengan permohonannya ?
Ia hanya sejumput rumput
Yang bersimfoni nada elegi

0 komentar:

Posting Komentar