Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Kamis, 15 Mei 2014

Diary Zombigaret : Aku, Cinta, dan Kepul Asap

Hari ini aku melihat seorang gadis berparas cantik sedang berdiri di balik pilar gedung. Matanya memandang lekat ke suatu arah. Aku pun mengikuti arah pandangnya lantas tersenyum simpul. Rupanya gadis itu tengah memandangi seorang pemuda yang duduk di atas motor balap sambil mengisap sebatang rokok. Tak lama kemudian datang segerombolan geng motor balap. Pemuda tadi membuang rokoknya lalu menginjaknya. Kemudian ia menstarter motornya dan pergi bersama geng motor balap tersebut. Si gadis melenguh perlahan. Di wajahnya terbersit kekecewaan. Anehnya, aku pun juga merasakan kekecewaan gadis itu.
***
Entah bagaimana bisa tiba-tiba aku melihat gadis yang kulihat di balik pilar gedung tadi berada di sebuah keramaian arena balap liar. Hiruk-pikuk pemuda-pemudi memenuhi tempat itu. Si gadis terlihat agak kebingungan berada di tempat itu meskipun ia bersama temannya.
“Ayo, ikut aku mencari Kak Ray-mu!” ujar temannya.
“Kau yakin, Nancy? Aku ingin pulang.”
“Kau sudah sampai di sini, tapi ingin menyerah begitu saja? Kau bahkan belum memulai.”
Si gadis terlihat bimbang.
Firasatku tak enak. Aku terus menggigit bibir dan akhirnya berteriak,”Jangan! Jangan ikuti dia!”
Namun, si gadis itu tak dapat mendengarku. Ia malah menganggukkan kepala, pertanda setuju.
Mau tak mau aku mengikuti mereka ke arah gerombolan pemuda yang asyik nongkrong di atas motor balap. Ada juga beberapa yang berdiri di samping motor balap mereka. Kulihat pemuda yang diam-diam diintip si gadis tadi sore tengah berdiri sambil mengisap sebatang rokok. Kepul asap yang memenuhi udara di sekitar membuat si gadis terbatuk-batuk.
“Nancy! Tumben kau kemari.” ujar salah seorang pemuda bertopi. Yang disapa hanya tersenyum lalu berujar,”Bagi rokoknya dong!”
Pemuda bertopi mengulurkan sebungkus rokok dan pemantik api. Si gadis membelalakkan kedua bola matanya melihat teman perempuannya dengan enteng menyulut sebatang rokok.
“Nih!” bisik temannya.
“Nggak. Jangan gila deh!”
“Coba aja. Ini siasat untuk menarik perhatian Kak Ray. Geng motor balap ini suka cewek yang jago balap dan merokok. Udahlah, kamu coba pelan-pelan daripada kamu ikut balapan.”
Aku menjerit ketika akhirnya si gadis mencoba menyulut sebatang. Mulanya ia terbatuk-batuk. Namun temannya segera menatapnya tajam. Ia pun menahan batuknya hingga matanya memerah. Setelah habis sebatang, ia bertanya,”Kok reaksi Kak Ray biasa aja? Dia bahkan nggak melirikku!”
“Kamu kan masih habis sebatang. Besok kita coba lagi.”
Keesokan harinya aku melihat lagi pemandangan mengerikan itu. Si gadis kini mengisap rokok sebatang demi sebatang di hadapan geng motor balap. Begitulah seterusnya. Namun Kak Ray tetap tak kunjung memberikan perhatian lebih padanya. Hal tersebut membuat gadis itu semakin membabi buta. Hingga merokok pun sudah menjadi kegemaran baru baginya.
“Kenapa sih Kak Ray lempeng aja?”
“Jangan-jangan seleranya tinggi!”
“Tapi aku lihat bahkan dia nggak pernah ngabisin sebatang!”
“Jaim kali. Sudahlah, mending kamu akhiri usahamu. Sia-sia!”
“Nggak! Aku bakal tetap merokok sampai Kak Ray melihatku!”
Kontan saja aku memekik,”Bodoh, berhentilah merokok! Kau benar-benar dibutakan cinta!”
Namun teriakanku hilang begitu saja layaknya angin lalu.
Sampai akhirnya gadis itu merasa kesakitan dan terbujur di rumah sakit.
***
Tiba-tiba dunia di sekelilingku gelap. Ketika aku membuka mata, yang kurasakan adalah aku sulit bernapas. Dadaku sakit dan tubuhku terasa lemah. Kini aku terbujur di rumah sakit. Sejenak aku bingung, bukankah seharusnya si gadis perokok yang terbaring di sini? Namun kemudian aku sadar. Ternyata si gadis bodoh adalah aku yang kini terbaring di rumah sakit berbulan-bulan.
Lambat laun aku teringat perkataan Kak Ray beberapa waktu lalu ketika menjengukku.
“Bodoh kamu, Moniq! Mengapa kau harus merokok untuk menarik perhatianku? Kau tahu, aku bahkan tidak pernah merokok. Aku hanya berpura-pura…”

Air mataku menetes saat itu juga. Ya, bodoh sekali. Sekarang kanker paru-paru itu mengggerogoti tubuhku dan aku tak kuasa melawannya. Penderitaanku sungguh meyakitkan tanpa henti. Dan itu semua karena kepul asap bejat itu.
Senin, 06 Januari 2014

#Proyek Menulis LOVE BIRDS



Alhamdulillah, #Proyek Menulis kali ini sudah selesai dan buku LOVE BIRDS sudah siap dicetak. Harganya Rp 65.000 dan bisa dipesan lewat http://nulisbuku.com/ atau langsung saja kirim email ke admin@Nulisbuku.com








# Terima kasih pada semua orang yang terlibat dalam pembuatan buku ini :))